PACARAN BEDA AGAMA



Nama : Dewi Karni Raya
Prodi : PAK
Sem : VI
M.K : Pastoral Konseling
Dosen : Stefanus Agus Budianto, M.Th

                                                            PACARAN BEDA AGAMA
A.    Latar Belakang
Perbedaan itu dapat disatukan bila kedua orang saling mengerti, memahami dan mengenal perbedaan kemudian memutuskan untuk saling menghormati. Pembicaraan mengenai agama memang kadang merasa terganggu. Hal inibenar kalau kalau dikatakan diawal pacaran. Akan tetapi, merupakan suatu konsekunsi kalau pada beberapa waktu sesudahnya pembicaraan mulai mengarah ke beda agama , karena memang itu dihadapi mereka berdua, baik selama pacaran, maupun kalau pada akhirnya memilih hidup bersama dalam lembaga perkawinan.
Pembicaraan mengenai perbedaan agama bukanlah sebuah tuntutan, melainkan membuka mata pasangan yang berpacaran bahwa sejak semula perbedaan itu ada. Penyadaran dari awal perkenalan adalah wajar sebagai bentuk hubungan yang sehat dan dewasa. Perbedaan yang dicarakan dan akhirnya diterima merupakan bentuk kesepakatan untuk saling menghormati dan selanjutnya tidak mempersalahkan perbedaan itu sebagai alasan untuk bertengkar atau berpisah.
Masalah pacaran diaman sekarang ini tampaknya menjadi gejala umum dikalangan para remaja. Bahkan pacaran menjadi sebuah identitas dikalangan para remaja. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. Namun justru sebaliknya bagi yang tidak memiliki pacar dianggap sebagai seorang “kuper” atau kurang pergaulaun. Karena itu, mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis.
1.      Rumusan Masalah
a.       Apap itu berpacaran?
b.      Menurut Alkitab, mengapa pacarab beda agama itu dilarang?
c.       Bagaimana jika sudah terlanjur dengan yang beda iman?
d.      Apa resiko pacaran dengan yang beda agama?
e.       Apa respon yang benar dari orang beriman dalam menanggapi bahwa memang pacaran beda agama itu salah?

PEMBAHASAN
1.      Apa itu berpacaran?
Pacaran itu merupakan proses perkenalan antara kedua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan kehidupan berkeluarga yang lebih dikenal dengan pernikahan. Bisa juga disebut dengan hubungan yang dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih jauh seseorang yang akan menjadi suami atau istri di kemudian hari. Pacaran adalah rasa senang dari suasana ketika berdua dan ada perasaan bergelora yang timbul dari keadaan pertemuan, seolah-olah ada arus listrik pada kedua insan yang berlainan jenis dan keadaan inilah yang disebut pacaran.
Menurut Dr. Boyke, pacaran adalah perasaan jatuh cinta bagi seorang dapat ekstrim dan penting, sangat sulit untuk menunjukan dengan tepat apa yang menjadi tanda-tanda cinta bagi orang-orang tertentu. Berpacaran merupakan tahap lebih mengenal untuk mengarahkan tujuan pada pernikahan antara remaja putera dan remaja putri sebagai objek kenikmatan. Berpacaran yang sopan dan terpuji sangatlah didambakan oleh semua individu dimana berpacaran yang sopan adalah bilamana remaja putera mencintai remaja puteri harus mempunyai keberanian dalam mengutarakan dan mereka mempunyai kesepakatan untuk berpacaran. Pada vdasarnya berpacaran yang sopan dan terpuji adalah berpacaran yang bertanggungjawab dalam arti perkenalan kepada orang tua disaat laki-laki datang kerumah orang tua perempuan. Selanjutnya menjalani masa pacaran dengan saling menyayangi, setia, membangun dalam studi dan karir serta pengenalan akan Yesus Kristus.
Yang perlu diketahui remaja bahwa berganti-ganti pacara adalah dosa, memtuskan hubungan dan mencar yang lebih baik memang mengasyikkan. Tetapi menyakitkan dan melukai hati bagi yang ditinggalkan, dan yang terpenting adalah menjaga kekudusan tubuh. Pada masa pacaran tidak semata-mata memuaskan nafsunya ( berpelukan, ciuman, dan bersetubuh), tetapi bagaimana remaja itu bisa mengendalikan keinginan daging yang menggebu-gebu, (kor 6:19) bahwa tubuh kita adalah bait roh Kudus.
2.      Menurut Alkitab, mengapa pacaran beda agama itu dilarang?
Pacaran beda agama sepertinya merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan, dan jawabannya tidak semudah kita membalikan telapak tangan. Dalam 2 Korintus 6:14 berkata : janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat disatukan dengan gelap? Pesan dari ayat ini jelas, bahwa dalam memilih pasangan hidup, kita harus memilih pasangan yang satu iman.
Kalau kita lihat dari sejarah bangsa Israel, mereka sering jatuh pada penyembahan berhala karena pasangan mereka yang tidak seiman, yaitu pasangan dari bangsa lain. Padahal Tuhan sudah berfirman agar mereka tidak turut menyemabah allah-allah bangsa lain. Raja Salomopun yan g dikatakan sebagai seorang yang paling bijka ternyata jatuh dalam dosa penyembahan berhala pada akhir hidupnya( 1 Raja-raja 11:1-13).
3.      Bagaimana jika sudah terlanjur pacaran dengan yang beda iman?
Kalau memang sudah tidak bisa menjadi satu iman maka lebih baik ditinggalkan dan mencari yang satu iman. Dalam Matius 28:19), karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Jika jatuh dalam hubungan dengan agama lain, itu waktu untuk menjadi berkat untuk pasanga kita dan memperkenalkan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Jurusselamat. Jika kita mau ikut, kita harus pastikan dia benar-benar percaya dan mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai di ikut agama Kristen karena mau bersama kita saja, yang terpenting adalah bagaimana seseorang mengenal dan mengalami Yesus secara pribadi sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Jurusselamat pribadinya. Percuma seseorang pindah agama Kristen kalau tidak mengenal Yesus terlebih dahulu. Oleh karena itu, kalau kita memilih pasangan cari yang sudah mengenal Yesu, jangan hanya melihat dari rupa saja, tetapi juga bagaimana imannya terhadap Yesus Kristus.
4.      Apakah resiko pacaran beda agama?
Resiko ada ketika antara pasangan yang berpacaran kemudian melanjutkan kejenjang yang lebih jauh yaitu pernikahan. Pacarn tidak pernah menuntut untuk menanggung resiko tekanan dari keluarga, tekanan karena telah mempunyai keturunan atau tekanan publik (resiko bercerai atau berpisah). Pacaran akan selalu dipandang sebagai tahap untuk mencocokkan dan mencari, bukan untuk memilih secara definitif. Selain itu pacaran akan menjadi tekanan kalau dinodai oleh hubungan seks yang mengharuskan, misalnya pihak perempuan untuk tidak dapat memilih yang lain, karena sudah dengan laki-laki yang pernah berhubungan intim dengan wanitanya. Artinya seseorang dipaksa memilih karena sudah kepalang basah.  
5.      Apa respon yang benar dari orang beriman dalam menanggapi bahwa memang pacaran beda agama itu salah?
Yeremia 29:11, sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan hikan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Hidup mengikuti Kristus bukanlah jaminan untuk hidup tanpa penderitaan dunia. Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah rancangan Tuhan yang terbaik. Bersama Yesus ada damai sejahtera, ada sukacita yang berasal dari Allah. Pasangan yang benar akan menguatkanmu dengan firman Tuhan, setia dan turut berdoa bersamamu melewati segala tantangan hidup. Dalam Mazmur 127:1”Nyanyian Ziarah Salomo. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya. Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Yesus Kristus adalah dasar dari keluarga. tanpa Tuhan Yesus segala seuatu mudah diruntuhkan.


                                                KESIMPULAN

Semua agama mempunyai ciri-cirinya sendiri yang jelas membedakan cara orang berelasi dengan Tuhan. Agama memang sering diturunkan dari orang tua, tetapi tidak mudah menghilangkan atau mengubah apa yang sudah kita pahami sebagai yang benar dan yang paling cocok dengan irama hidup kita. Beda cara beda pula rasa keagamaan.
Jika pacaran hanya main-main saja dengan orang yang berbeda agama lebih baik tinggalkan semua harapan untuk tidak berpacaran dengannya, tetapi berteman saja dengan setiap orang yang walaupun berbeda agama, dan biarlah kita menjadi terang dan garam didunia ini, agar setiap orang yang mengenal kita, bisa melihat Yesus dalam hidup kita, sesuai dengan yang tertulis matius 5:16” Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan BapaMu yang di Sorga.



            TUHAN YESUS MEMBERKATI



Komentar

Postingan Populer